IT Governance & Risk Management

 

    IT governance (tata kelola TI) adalah proses yang digunakan untuk memantau dan mengendalikan keputusan kapabilitas teknologi informasi untuk memastikan pengiriman nilai kepada pemangku utama dalam suatu organisasi. tujuan utama dari tata kelola TI adalah memastikan bahwa penggunaan informasi dan teknologi dapat menghasilkan nilai bisnis, mengawasi kinerja manajemen dan mengurangi risiko yang terkait dengan penggunaan informasi dan teknologi.

Manajemen risiko (Risk management) adalah proses mengidentifikasi, menganalisis, mengevaluasi, mengendalikan, dan berusaha menghindari, meminimalkan, atau bahkan menghilangkan risiko yang tidak dapat diterima. Dalam bidang perusahaan, manajemen risiko adalah proses perencanaan, pengaturan, kepemimpinan, dan pengendalian kegiatan organisasi untuk meminimalkan risiko pendapatan perusahaan.

Tata Kelola TI dan manajemen risiko mengusulkan manajemen yang bertanggung jawab untuk mengoptimalkan ketersediaan sumber daya TI (Aplikasi, Informasi, Infrastruktur, Orang dan pemantauan kinerja lingkungan TI dalam bisnis) untuk menentukan kebutuhan Tata Kelola dan Kontrol.

A. Aspek-aspek yang terdapat pada IT governance dan risk management berserta contohnya.

1.     Strategic Alignment:  Definisi, pemeliharaan, dan validasi nilai TI, melalui penyelarasan operasi TI dengan operasi bisnis lainnya.

Contohnya adalah saat perusahaan kesulitan dalam knowledge integration process yang bisa saja disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam diri CEO dan CIO, oleh karena itu strategic alignment antara manajer bisnis dan manajer teknologi informasi dan salah satu model strategic alignment yang dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk membentuk hubungan yang efektif dan efisien serta mengurangi masalah yang timbul dalam hubungan antara CEO dan CIO.

2.     Value delivery:  Memastikan penyampaian manfaat strategis, dengan optimalisasi biaya dan nilai intrinsik TI.

Contoh value delivery pada perusahaan Zara adalah dengan manajemen toko Zara yang melayani pelanggan dengan pakaian fashion yang sedang tren dengan jumlah terbatas dan diganti dengan tren terbaru. Fokus Zara yang berdasarkan pelanggan adalah inti dari kesuksesan merek dengan memanfaatkan input dari pelanggan.

3.     Manajemen Sumber Daya: Optimalisasi investasi dan pengelolaan sumber daya TI penting seperti Aplikasi, Informasi, Infrastruktur, dan Orang.

Contoh manajemen sumber daya dalam hal informasi adalah saat perusahaan harus menjaga dan meningkatkan mutu informasi perusahaan.

4.     Manajemen Risiko:  Memahami selera perusahaan terhadap risiko, persyaratan kepatuhan terhadap peraturan, dan transparansi. Memahami risiko signifikan terhadap bisnis dan menerapkan tanggung jawab manajemen risiko dalam organisasi.

Contoh manajemen risiko terjadi saat ancaman IT yang terjadi dalam perusahaan, maka perusahaan dapat mengelola risiko IT dengan tahapan yang dimulai dengan mengidentifikasi risiko, menilai risiko, mengurangi risiko, mengembangkan rencana respon dan mengkaji prosedur manajemen risiko. Sebagai contoh dari hasil assessment pada risiko TI adalah perencanaan kelangsungan bisnis (business continuity).

5.     Pengukuran Kinerja :  Memantau strategi implementasi, penutupan proyek, dan pemanfaatan sumber daya. Melakukan proses penyampaian layanan TI yang mengubah strategi menjadi tindakan yang efektif, untuk mencapai tujuan (indikator) yang terukur.

Contohnya adalah seberapa baik kinerja individu dan unit mendukung pencapaian strategi organisasi. pengukuran kinerja dapat dilakukan dengan pendekatan Balanced Scorecard.

B. Langkah-langkah pada audit IT governance.

1.     Identifikasi dan dokumentasi

Identifikasi dan dokumentasi dapat dilakukan dengan menjalankan survei maupun observasi ke lapangan sehingga audit bisa lebih objektif dan akurat.

2.     Tes substantif

Tes substantif merupakan tes yang dijalankan untuk mengetahui isi secara lebih mendalam. Dalam tes ini ada dua tipe yang bisa dijalankan yaitu signifikan (ditelusur secara lebih mendalam) dan terbatas.

3.     Evaluasi

Setelah melakukan tes substantif, audit TI bisa menjalankan evaluasi berdasarkan hasil temuan. Di tahap ini kembali dicek apakah kinerja perusahaan efektif atau tidak. Jika efektif berarti memenuhi syarat untuk dilanjutkan ke tahap selanjutnya. Namun jika tidak efektif, lakukan lagi tes substantif.

4.     Penilaian Mutu/ Kesimpulan

Di langkah terakhir ini akan terlihat apakah mutunya terjamin atau tidak.

C. Audit IT pada domain EDM, APO, BAI, DSS, dan MEA

Framework COBIT 5 adalah framework yang digunakan untuk menyusun tata kelola dan manajemen TI perusahaan. COBIT 5 merupakan perluasan dari COBIT 4.1. COBIT 5 memberikan framework yang mencakup lima domain, kelima domain tersebut dikelompokkan ke dalam dua area, yaitu area tata kelola (domain EDM) dan area manajemen (domain APO, BAI, DSS, dan MEA).

1.     Evaluate, Direct, and Monitor (EDM)

Domain EDM merupakan area tata kelola pada COBIT 5, yang memiliki fungsi mengevaluasi, mengarahkan dan memonitor kegiatan manajemen TI secara keseluruhan yang dilakukan oleh perusahaan. Terdapat lima proses pada domain EDM yaitu EDM01 Ensure Governance Framework Setting and Maintenanc, EDM02 Ensure Benefit Delivery, EDM03 Ensure Risk Optimisation, EDM04 Ensure Resource Optimisation, dan EDM05 Ensure Stakeholder Transparency.

2.     Align, Plan, and Organize (APO)

domain APO memiliki fungsi sebagai penyelarasan dan pengelolaan perencanaan TI yang dilakukan untuk diimplementasikan dan dikembangkan oleh perusahaan. Terdapat tiga belas proses dalam domain ini, yaitu APO01 Manage the TI Management Framework, APO02 Manage Strategy, APO03 Manage Enterprise Architecture, APO04 Manage Inovation, APO05 Manage Portfolio, APO06 Manage Budget and Cost, APO07 Manage Human Resurce, APO08 Manage Relationship, APO09 Manage Service Agreements, APO10 Manage Supplier, APO11 Manage Quality, APO12 Manage Risk, dan APO13 Manage Security.

3.     Build, Acquire, and Implement (BAI)

Domain BAI memiliki fungsi sebagai pembangunan dan implementasi TI berdasarkan hasil yang didapatkan dari kebutuhan pengguna dan telah direncanakan oleh perusahaan. Domain BAI memiliki 10 proses, yaitu BAI01 Manage Programmes and Projects, BAI02 Manage Requirements Definition, BAI03 Manage Solutions Identification and Build, BAI04 Manage Availability and Capacity, BAI05 Manage Organisational Change Enablement, BAI06 Manage Changes, BAI07 Manage Change Acceptance and Transitioning, BAI08 Manage Knowledge, BAI09 Manage Assets, dan BAI10 Manage Configuration.

4.     Deliver, Service, and Support (DSS)

Domain DDS memiliki fungsi menjalankan dan memelihara hasil implementasi program TI agar dapat digunakan secara terus menerus dan aman, serta memberikan dukungan kepada pengguna yang membutuhkan dan mendapatkan masalah ketika menggunakan fasilitas TI perusahaan. Proses pada domain ini antara lain DSS01 Manage Operations, DSS02 Manage Service Request and Incident, DSS03 Manage Problem, DSS04 Manage Continuity, DSS05 Manage Security Services, dan DSS06 Manage Business Process Controls.

5.     Monitor, Evaluate, and Assess (MEA).

Domain MEA berfungsi untuk monitor, evaluasi dan assesment terhadap performa dan kesesuaian dari sistem TI yang berjalan, kegiatan pengontrolan sistem TI yang dilakukan oleh perusahaan, dan kesesuaian dengan kebutuhan dan peraturan eksternal perusahaan. Proses pada domain ini ada 3, antara lain MEA01 Monitor, Evaluate, and Assess Performance and Conformance, MEA02 Monitor, Evaluate, and Assess the System of Internal Control, dan MEA03 Monitor, Evaluate, and Assess Compliance with External.


Referensi:

https://itgid.org/kupas-tuntas-tata-kelola-it-it-governance/
https://bbs.binus.ac.id/business-creation/2020/04/definisi-manajemen-risiko/
https://www.heflo.com/blog/governance/it-governance-and-risk-management/
https://blog.gamatechno.com/tujuan-langkah-audit-teknologi-informasi/
https://budi.rahardjo.id/files/courses/2016/EL6115-2016-23215121-Report.pdf

 

Komentar